MELANSIR.COM, KAB. BANDUNG BARAT - Setelah ancaman Penyakit Mulut dan Kuku menyerang lebih dari 3.000 ekor sapi dan kambing di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kini peternak dihantui dengan temuan kasus Lumpy Skin Disease (LSD) di wilayahnya.
Diketahui sapi perah di Kampung Batuloceng, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diduga terpapar virus LSD. Kendati demikian, peternak sapi dan kerbau diminta untuk tidak terlalu khawatir karena, tingkat kesembuhan dari virus LSD terbilang tinggi.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) pada Dinas Peternakan dan Perikanan (Dispernakan) KBB, Acep Rohimat yang memastikan, kasus LSD di KBB bisa ditangani oleh pihaknya.
"Kemarin di Kawasan Batuloceng sudah ada dugaan kasus LSD), tapi hasilnya belum fiksasi karena harus disesuaikan dengan hasil Lab impact Subang," ucap Acep, Kamis (9/3/2023).
Menurut dia, selama menunggu hasil uji laboratorium, pihaknya telah melakukan sosialisasi ke para peternak dengan melakukan penyemprotan kandang ternak, mengurangi vektor seperti lalat dan nyamuk di sekitar kandang. Serta mengupayakan pengebalan tubuh hewan ternak mengingat, virus LSD dapat dicegah melalui sistem imunitas tubuh hewan ternak yang prima.
"Kita berharap itu bukan LSD. Tapi kita sudah wanti-wanti ke teman-teman medis dan penyuluh pertanian lapangan agar waspada untuk LSD. Sehingga nantinya pencegahan penyakit tersebut bisa cepat dilakukan," ungkapnya.
Lebih lanjut, menurut dia virus LSD tidak bersifat tidak menular kepada manusia. Sehingga hewan ternak yang terpapar LSD pun dagingnya masih bisa dikonsumsi selama melalui proses pemasakan yang benar.
Maka dari itu, menurut dia, peternak jangan khawatir apalagi sampai tergesa-gesa menjual hewan ternaknya sebab, hewan ternak yang terpapar LSD bisa ditangani.
"Tingkat kesembuhannya tinggi, ternak harus sehat dan peternak harus semangat beternak jangan sampai dikit-dikit jual," ujarnya.
Sebagai langkah pencegahan dan penanganan LSD, dia memaparkan, Pemda KBB telah menyediakan 10.000 dosis vaksin yang mana 7.000 dosis vaksin telah disalurkan kepada peternak sapi perah di Kecamatan Lembang sebagai kecamatan dengan jumlah peternak sapi perah terbanyak di KBB.
"(Dosis vaksin) Untuk hewan ternak sapi perah kita sudah bagi rata, kita sebar di Lembang, Sarimukti, Parongpong, Cisarua kita juga udah sebarkan," ujar dia.
Ia menambahkan, sapi perah yang terpapar LSD, disampaikan dia, biasanya akan mengalami penurunan produksi susu secara signifikan, nafsu makannya menurun, mengalami demam tinggi antara 40 derajat Celcius, serta menimbulkan kerusakan pada kulit hewan seperti cenangl hampir di seluruh tubuh hewan.
"Jangan gusar kayak PMK kemarin lah, tenang saja, yang pasti kandang harus bersih. lalu lintas orang dan ternak harus dibatasi, ternak yang baru yang datang pun jangan langsung disatukan, harus di isolasi dulu selama 14 hari," pungkasnya. (Kus)
Artikel Terkait
Kapan Awal Puasa? Kemenag Gelar Sidang Awal Ramadan pada 22 Maret 2023
Jelang Tahun Politik, Kakanwil Jabar Ingatkan Ini untuk ASN Kemenag
Ridwan Kamil Buka Jalan Ekspor Mangga Gedong Gincu Sumedang ke Jepang, Paling Sedikit Dikirim 4 Ton